Expert dan Youth Volunteering 2022: Cerita dari Balik Layar

oleh: Rani Fatmawati (@ranifatmawati2) – Content Writer at Youth Team SociopreneurID

Halo, Sahabat SID!            

Pernah mendengar program Empathy Project? Bagi yang belum, artikel kali ini akan membahas tentang program Empathy Project yang merupakan flagship di Sociopreneur Indonesia. Jadi, kali ini kita akan mengetahui cerita dari youth team sebagai salah satu panitia yang ikut terlibat dalam program ini dan ada juga dari youth volunteer untuk mengetahui keseruan mengikuti program ini.

Salah satu youth team dari SID ini bernama Vania Frederica. Vania merupakan salah satu youth team di SID yang memiliki posisi sebagai data administration. Ia juga merupakan seorang mahasiswi di ITS Surabaya dengan jurusan Statistika. Selain sebagai youth team, Vania memiliki tanggung jawab sebagai salah satu PIC kelompok dalam program Empathy Project.

Jadi, Empathy Project ini merupakan sebuah program kolaborasi antara kalangan muda dengan para ahli yang sudah berpengalaman selama lebih dari 8 tahun di bidangnya masing-masing. Output dari program ini adalah sebuah video edukasi yang mengajak para youth dan expert untuk bisa bekerja sama. Nah, salah satu dari tujuan pembuatan video edukasi ini adalah untuk menambah jumlah konten pembelajaran yang praktis, aplikatif, dan gratis untuk anak, remaja, orang tua, guru maupun masyarakt umum. Melalui kreatifitas para youth dan keilmuwan yang dimiliki expert, maka diharapkan terbentuk sebuah video pembelajaran yang berbeda dari video lainnya. Hingga akhirnya, bisa disebar ke sekolah maupun media sosial untuk bisa diakses oleh siapa saja dan bertemakan inklusifitas dan diversitas.

Secara garis besar, yang mengikuti program ini terdiri dari youth volunteer dan expert volunteer. Dalam youth volunteer terdiri atas project leader, video editor, storyline writer, social media campaign, dan graphic design yang memiliki tanggung jawab masing-masing. Setiap kelompok dari youth volunteer kemudian ditemani oleh dua expert volunteer yang bertugas untuk menentukan topik apa yang dibahas dalam video edukasi yang akan dibuat. Beliau juga akan mempresentasikan hasil dari kolaborasi tersebut sesuai panduan storyline writer.

Untuk posisi youth volunteer, bisa diikuti siapa saja dan masih berusia muda. Ia juga memiliki komitmen untuk bisa meluangkan waktunya untuk mengerjakan tugas yang diberikan. Bagi expert volunteer, tidak ada batasan latar belakang apa pun, tetapi harus memiliki pengalaman di atas 8 tahun pada bidang keahliannya. Sehingga, mereka bisa menuangkan pengalaman dan pengetahuan mereka melalui video edukasi yang akan dibuat. Program ini berlangsung selama tiga bulan, dari bulan Juni-September.

Tugas Vania sebagai PIC di program Empathy Project ini ialah untuk menemani salah satu kelompok yang terdiri dari youth volunteer dan expert volunteer selama menjalankan tugasnya. Vania juga memantau progress dari setiap tugasnya dan bila ada pertanyaan dari youth maupun expert volunteer, bisa ditanyakan melalui perantara Vania. Selain itu, ia juga terlibat bila ada meeting antara youth volunteer dan expert volunteer.

Alasan Vania melibatkan diri dalam program ini adalah karena momen menjadi PIC dalam program seperti Empathy Project ini tidak bisa didapatkan lagi di luar SID.

“Dengan menjadi PIC, aku bisa ketemu dengan orang-orang yang sefrekuensi untuk menambah relasi-relasi baru, terus aku juga bisa ketemu dengan expert yang sudah ahli di bidangnya,” tambah Vania. “Apalagi di pertemuan pertama bikin aku amazed tentang pembahasan bagaimana memahami pilihan kita sendiri, apa sudah sesuai kesadaran diri atau malah karena alam bawah sadar kita yang akhirnya malah hanya ikut-ikutan saja.” Dari pertemuan itu, Vania pun bisa berdiskusi dengan youth volunteer terkait pengalaman mereka juga dan dengan para expert.

Kesan yang dirasakan Vania selama terlibat ialah, “Sangat sesuai ekspektasi aku. Di mana aku bisa ikut berdiskusi antara youth volunteer dan expert volunteer yang mindblowing banget buat aku. Menyadarkan aku tentang pilihan-pilihan yang udah aku buat. Aku juga dapet tips-tips hasil dari diskusi dengan para expert mengenai produktifitas.”

Harapan Vania melalui program ini adalah agar masyarakat bisa meningkatkan literasi terhadap beragam topik. “Apalagi video-video yang telah dibuat sebelumnya pun sebenernya sudah beragam seperti eduksi, produktifitas, hingga kesehatan. Pokoknya topik-topik dari expert terdahulu itu unik-unik dan ada yang juga asing buatku,” jawab Vania saat ditanya mengenai harapan dari program ini. “Dari video edukasi ini juga bisa memberi pengetahuan baru buat anak-anak di luar batasan edukasi yang diberikan sekolah.

Sementara itu, ada cerita juga dari salah satu youth volunteer mengenai pengalamannya mengikuti Empathy Project, yaitu Suli Amalia. Suli merupakan mahasiswi semester 5 Jurusan Manajemen di Universitas Muhammadiyah Purworejo. Ia juga memiliki posisi sebagai project leader di kelompok 2 dalam program Empathy Project ini.

Alasan Suli mengikuti program Empathy Project, yaitu “Saya ingin mengikuti kegiatan yang positif dan produktif sehingga saya bisa menyeimbangkan kegiatan saya antara kuliah dan kegiatan lainnya. Jadi, saya tidak ingin hanya terus bermain HP sampai menghabiskan kuota, tetapi saya juga ingin menambah value saya melalui kegiatan ini. Saya juga ingin mendapatkan relasi baru, pengalaman, meningkatkan softskill, serta hal-hal positif lainnya,” jelas Suli.

Tugas Suli sebagai project leader ialah memastikan tugas-tugas dari setiap posisi sudah berjalan sesuai dengan timeline, berkoordinasi dengan expert volunteer, mengatur dan merencanakan rapat, dan melaporkan progress dari setiap posisi ke dalam template yang telah diberikan Sociopreneur Indonesia.

Manfaat yang dirasakan Suli pun sangat terasa dan berharga karena belum pernah ia temukan di bangku kuliah maupun kegiatan lainnya. “Di kegiatan ini saya belajar cara untuk berkomunikasi secara formal dan informal, melatih saya untuk bicara di depan expert volunteer, melatih saya untuk bicara dengan tim saya sendiri,” tambah Suli. “Di kegiatan ini juga bisa mengembangkan kreatifitas melalui video edukasi yang kita buat. Saya juga bisa merasakan solidaritas antara youth volunteer, expert volunteer, dan perwakilan tim SID.”

Suka duka yang dirasakan Suli pun banyak. “Sukanya saya mendapat relasi, pengalaman, dan ilmu dari teman-teman serta expert volunteer. Saya juga sangat apresiasi setinggi-tingginya atas kerja sama tim yang sudah bekerja keras dalam pembuatan project ini. Dukanya adalah ketika ada tugas yang terkendala, rapat yang ditunda, serta respons teman-teman lain ketika dihubungi karena kesibukan,” jelas Suli.

Suli berharap dari program ini bisa bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat dan video edukasi yang dihasilkan bisa memberi sedikit ilmu dan wawasan yang bisa diaplikasikan. Kemudian, tema Empathy Project, yaitu inklusifitas bisa benar-benar terealisasi dan berdampak positif bagi masyarakat.

Spread the Kindness

No Comments

Post a Comment