Pendidikan, Salah Satu Jalan untuk Memupuk Kerelawanan

oleh: Rani Fatmawati (@ranifatmawati2) – Content Writer at Youth Team SociopreneurID

Halo, sahabat SID!

Sahabat SID pernah mengikuti kerelawanan apa saja hingga saat ini? Kalau salah satu youth team SID ini pernah menjadi pengajar di sebuah komunitas mengajar. Ada kisah unik dan menarik yang akan dipaparkan di artikel ini mengenai pengalaman Kak Nun sebagai relawan. Mau tahu ceritanya? Yuk, simak artikel di bawah ini.

Nama lengkap salah satu youth team ini adalah Khusnun Nisa Utami atau bisa dipanggil Kak Nun. Kak Nun memiliki posisi sebagai digital marketing di youth team SID. Kak Nun berkuliah di jurusan Ilmu Administrasi, Universitas Terbuka.

Ketika SMA, Kak Nun pernah bergabung dalam sebuah komunitas mengajar yang bernama Kebumen Mengajar. Sejak mengetahui komunitas ini, Kak Nun sudah tertarik untuk ikut bergabung apalagi Kebumen Mengajar adalah salah satu komunitas terbesar juga di daerah Kebumen. Di dalam komunitas ini, ada dua jenis relawan, yaitu relawan mengajar dan relawan dokumentasi. Kak Nun pun berkesempatan menjadi relawan pengajar.

Kegiatan utama dari Kebumen Mengajar ialah mengajar satu hari di sebuah SD atau MI yang terletak di Kebumen, khususnya daerah pelosok dan jauh dari perkotaan. Kak Nun mengikuti hingga dua kali kegiatan, yaitu mengajar di SD Negeri 1 Selogiri dan di MI Sultan Agung Kalibangkang.

Di beberapa kegiatan yang Kak Nun ikuti, ada pengalaman serta pelajaran baru yang baru ia temui. “Waktu itu, aku kebagian mengajar kelas 1 dan kelas 4. Ada yang berbeda saat aku mengajar di dua kelas itu karena cara nge-threat mereka itu berbeda. Mungkin kalau dilihat, anak SD itu sama saja, tapi ternyata enggak,” jawabnya. “Waktu kita terjun ke lapangan itu bener-bener beda banget.”

Ketika mengajar di kelas 1 SD, menurut Kak Nun, karakter mereka masih cenderung ingin bermain dan enggan disuruh belajar. Mereka juga kesulitan untuk memahami materi. Sementara untuk kelas 4, mereka sudah bisa menurut dan mudah memahami pelajaran yang diberikan.

“Jadi, ternyata waktu kita terjun ke lapangan dan apa yang kita pikirin itu beda banget apalagi buat ngajar,” tambah Kak Nun. Ternyata, setiap tingkatan kelas memiliki perlakuan khusus yang berbeda. Hal tersebut baru Kak Nun temui ketika sudah terjun ke lapangan.

Melalui kegiatan tersebut, Kak Nun menjadi lebih memahami bahwa cara memperlakukan setiap orang itu berbeda. “Aku belajar bagaimana nge-threat orang satu per satu. Gimana cara memperlakukan orang terutama anak-anak karena mereka belum tentu ngerti apa yang kita sampein dan apa yang kita komunikasiin,” jelas Kak Nun. 

Wah, padahal dari jurusan kuliah yang Kak Nun ambil bukan dari ranah pendidikan, tetapi melalui kerelewanan ini Kak Nun jadi belajar bagaimana mengajar dan menghadapi anak usia sekolah dasar. Jadi, kerelewanan itu sifatnya ternyata inklusif yang berarti mau dari kalangan mana pun, dengan latar belakang apa pun, bisa mengikuti kegiatan relawan ini.

Selain kegiatan kerelawanan secara offline, Kak Nun pun pernah menjalani kerelawanan secara online di mana tugasnya menyebar informasi di media sosial. Menurut Kak Nun, memperluas informasi bermanfaat di media sosial bisa disebut kegiatan relawan. Karena walau melalui kegiatan sekecil itu, bisa berdampak positif pada masyarakat. Hal ini bisa menjadi opsi bagi kita yang ingin ikut kegiatan kerelawanan, tetapi belum punya banyak waktu untuk kegiatan-kegiatan di luar.

Makna kerelawanan menurut Kak Nun ialah, “kerelawanan itu datangnya dari hati kita sendiri dan itu harus tergerak dari kita sendiri dan jangan pernah mengharapkan imbalan sepeserpun ketika kita terjun ke dunia kerelawanan.”

Kak Nun pun kerap mendapat opini dari orang-orang sekitar bahwa mengikuti kerelawanan hanya buang-buang tenaga dan tidak mendapat imbalan apa-apa. Kak Nun pun memberi tanggapan, “Menurutku, ketika kita terjun ke dunia kerelawanan, banyak hal yang bahkan enggak bisa dibayar oleh uang dan hal itu akan diingat seumur hidup bahwa kita pernah membantu orang lain. Aku percaya hal ini akan menjadi bekal buatku. Karena enggak semua yang kita lakuin dibayar sama uang dan ada pengalaman yang lebih berharga dari uang itu sendiri.”

Pesan dari Kak Nun, sebelum kita terjun ke dunia relawan, jangan mengharapkan imbalan sepersepun dan kita harus mengetahui bidang seperti apa yang ingin kita pelajari dan bisa kita kembangkan karena melalui kerelawanan tersebut, kita bisa bertemu dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama. Setelahnya, kita akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan di bidang tersebut.

Spread the Kindness

No Comments

Post a Comment