Pekan ini, SociopreneurID kembali melaksanakan AHAI dan BCreator Online bersama BPK Penabur Metro, Lampung. Dimulai pada hari Kamis pagi, AHAI diikuti oleh siswa kelas V SD dan BCreator diikuti oleh kelas VII dan VIII SMP pada hari Jumat pagi. Di balik layar, terlihat hiruk pikuk lima orang panitia SociopreneurID, termasuk saya, yang sudah melakukan persiapan sejak pukul 7 pagi. Serempak mengenakan dresscode hijau-hijau, warna kebanggan SociopreneurID, kakak-kakak fasilitator membuka sesi dengan ceria bersama para siswa.
Saya dan tim memiliki latar belakang lulusan strata 1, ilmu Entrepreneurship. Kami baru menamatkan studi beberapa tahun yang lalu. Tak terbersit oleh kami sebelumnya untuk mempelajari ilmu pendidikan secara otodidak agar kami dapat membawakan materi dan aktivitas kreatif untuk anak-anak dan remaja dalam setting sekolah. Apalagi melalui kelas daring. Selaku Co-Lead of SociopreneurID Education, pengalaman ini telah membuka mata Christian. Pria yang lebih akrab disapa Titi ini menjadi ketua penyelenggara AHAI dan BCreator Online bersama BPK Penabur Metro, Lampung.
Titi sendiri turut menjadi pemateri. Ia membawakan tentang “Fibonacci dalam Kehidupan Sehari-Hari” saat AHAI, dan membawakan sesi “Let’s Think Creatively” dan “I Made It” saat BCreator. Walau dalam pelaksanaannya, kendala teknis seperti sinyal atau kendala device yang digunakan peserta masih menjadi isu tak terelakkan, setidaknya Titi dan kakak-kakak fasilitator lainnya telah membawakan kegiatan semaksimal mungkin.
Siang itu, seusai kegiatan berakhir, saya berbincang dengan Titi tentang program AHAI dan BCreator secara mendalam. Sambil menyantap makan siang, obrolan kami pun menjadi sumber inspirasi dari tulisan ini yang ingin kami sebar luaskan kepada Anda tentang semangat di balik penyelenggaraan program edukasi SociopreneurID.
“Pada dasarnya kan, SociopreneurID percaya bahwa setiap anak itu kreatif. Program AHAI dan BCreator ini dibuat dan dikembangkan dengan tujuan mengasah kreativitas dan inovasi anak-anak dan remaja.” Ujar Titi menjelaskan tentang program divisinya.
“AHAI ditujukan untuk anak-anak SD kelas 4-6 untuk bisa bermain sambil belajar kreativitas. Di AHAI, anak-anak diajak oleh fasilitator untuk berani bermimpi, melihat apa yang ingin mereka tuju di masa depan. Kemudian, mereka didorong untuk berani mencoba mengeksplorasi banyak hal di sekitarnya, tidak takut gagal dan terus mendorong rasa ingin tahu-nya. Sementara itu, BCreator ditujukan untuk anak-anak remaja jenjang SMP dan SMA. Jika tadi pada jenjang SD sudah didorong untuk berani eksplorasi, berani bermimpi, mencoba, dan tidak takut gagal, di SMP dan SMA mereka didorong untuk mengeksplorasi dirinya secara mendalam, mengetahui apa yang membuat mereka unik. Setelah mengenal diri, mereka juga mengenal lingkungan sekitarnya, melihat dari berbagai sudut pandang, mengeksplorasi rasa ingin tahu-nya lebih mendalam untuk bisa melihat apa yang dapat mereka ciptakan di masa depan.” Tambahnya.
Dalam kedua aktivitas ini, para siswa dikenalkan dengan metode dan proses berpikir kreatif serta kepekaan terhadap sekitar, sehingga nantinya para siswa mampu menghasilkan karya-karya yang membawa dampak positif. Program AHAI dan BCreator Online ini diharapkan dapat menjadi alternatif yang menjawab tantangan pembelajaran jarak jauh (PJJ) saat ini (baca juga tentang PJJ di sini).
“Saat ini bisa dibilang, kan pembelajaran yang sebelumnya itu offline, guru berinteraksi dengan siswa, siswa dengan teman-teman secara berkelompok, semenjak pandemi harus berubah menjadi online. Perlu disadari bahwa tidak semua dari kita siap, baik dari pihak sekolah atau pun dari lembaga pendidikan lainnya. Para siswa juga harus melalui perubahan yang cukup signifikan. Ketika seusia mereka naturnya adalah bermain dan berinteraksi dengan teman, saat ini, semua dilakukan serba online. Hal ini akan memengaruhi yang kami sebut di SociopreneurID sebagai PhISeS Skills (Physical, Intellectual, Social-emotional, dan Spiritual Skills). Selama masa pembelajaran online ini, World Economic Forum menyatakan turunnya interaksi dan aspek social-emotional pada anak-anak sebesar 45%. Jadi, mereka sering merasa berada dalam kesendirian. Belum lagi adanya kendala lain seperti orang tua dan guru yang belum terlalu melek teknologi, hal ini akan menambah tantangan belajar bagi para siswa.” Lanjut Titi sambil menunjukkan bahan bacaan dari WEF kepada saya.
Pembelajaran daring ini sudah hampir berlangsung selama 2 tahun. Dengan tantangan kejenuhan dan interaksi yang minim, Titi merasa hal ini membutuhkan solusi dan alternatif yang cepat. Jika tidak, kegiatan belajar akan menjadi semakin membosankan dan para siswa cenderung mengakses hiburan-hiburan yang memakan sebagian besar waktu mereka setiap harinya, tanpa mempelajari hal-hal esensial.
“…sehingga, ada urgensi untuk mengembangkan AHAI dan BCreator Online dengan menguatkan unsur PhISeS Skills meski pun dilakukan jarak jauh. Saat ini, sebenarnya sudah ada beragam aplikasi, tools atau pun media pembelajaran yang bisa dimanfaatkan untuk mendorong siswa menjadi lebih aktif dan interaktif. Meski waktu pembelajarannya memang lebih singkat, tapi inilah, mereka bisa bermain sambil belajar, membangun aktivitas, tidak hanya melihat-lihat dari monitor saja, tapi juga melihat sekelilingnya, mencoba berbagai hal yang melatih soft skill-nya.” Keseimbangan inilah yang diharapkan dapat dibangun melalui AHAI dan BCreator Online.
“Emang bener-bener suatu tantangan baru “menyulap” aktivitas offline menjadi online. Tapi mau bagaimana pun tantangannya, ini memang sudah jalannya. Tidak hanya siswa saja yang belajar, tapi kitanya juga belajar mulai dari memanfaatkan berbagai macam teknologi, mencari cara meningkatkan interaksi online, adaptasi dengan kultur pengajaran sekolah yang berbeda-beda, dengan orang tua yang terkadang ikut serta dalam proses belajar… Harapannya ketika guru dan orang tua mengikuti AHAI dan BCreator Online, mereka juga bisa membuat variasi aktivitas yang serupa dan/atau menduplikasi kegiatan AHAI dan BCreator Online secara mandiri. Dengan begitu, ekosistem belajar yang kondusif, seimbang, dan wellness dapat terwujud. Iya, ‘kan?” Tutup Titi.
Tanpa disadari, meja diskusi saya dan Titi kini sudah dipenuhi oleh rekan-rekan SociopreneurID lainnya. Diskusi pun berlangsung lebih hangat. Ide-ide dan hasil pengamatan pelaksanaan program menjadi pembahasan yang seru siang itu, sehingga tanpa kami sadari, hari sudah berganti petang. Langit pun mulai gelap. Titi mengajak kami untuk bersiap pulang.
Perjalanan dan upaya mewujudkan keseimbangan ekosistem belajar ini masih panjang. Ada banyak pengembangan dan perbaikan pada program AHAI dan BCreator Online yang sudah kami jalankan. Empathy Project Virtual 2021 menjadi momentum bagi kami untuk mengenalkan dan menyebar luaskan aktivitas edukatif dan menyenangkan pada AHAI dan BCreator Online kepada khalayak umum. Dalam rangkaian Empathy Project Virtual 2021, kami akan kembali menghadirkan AHAI Online sebagai salah satu program di acara puncak Empathy Project Virtual 2021 beberapa pekan mendatang. Penasaran seperti apa programnya? Stay tuned!