Merayakan UN World Youth Skills Day: Cerita Laras

Masih dalam rangka memeringati UN World Youth Skills Day yang jatuh pada tanggal 15 Juli 2021, #StoryOfWellness menyajikan cerita-cerita singkat dari teman-teman relawan yang sudah mengambil aksi melalui beragam keterampilan yang mereka miliki dalam Empathy Project Virtual 2021.

Tahun ini, UN World Youth Skills Day mengangkat tentang menjaga kreativitas dan resiliensi anak muda dalam sitausi krisis. Kami percaya, hal ini sejalan dengan tujuan kami mengadakan kegiatan kerelawanan daring di Empathy Project Virtual 2021. Anak muda dengan latar belakang dan kemampuan yang beragam bergabung menjadi satu dan bekerja sama untuk menghadirkan konten pembelajaran untuk publik! Untuk memeringati momen ini, Kemarin kita sudah membaca cerita dari Lutfi. Yuk, kita simak cerita dari Laras!

Sasbila Larasati: Pengalaman Kerelawanan Pertamaku

Namaku Laras. Ini kali pertama aku mengikuti kegiatan kerelawanan, khususnya kerelawanan daring. Biasanya aku hanya mengikuti kegiatan atau organisasi di dalam kampus saja. Semenjak pandemi terjadi, seluruh kegiatan luring dihentikan untuk sementara waktu, begitu juga dengan perkuliahan. Kini, aku mulai terbiasa menatap teman-temanku dari balik layar. Untuk berbagai senyum dan tawa pun terkadang tergantung sinyal. Kalau sinyal bagus, komunikasinya lancar. Kalau sedang kacau… Waduh, makan hati rasanya!

Namun, semua orang sedang mengalaminya dan aku harus mulai terbiasa untuk menghadapi situasi seperti ini. Hari-hari aku habiskan untuk kuliah daring. Lama kelamaan, tentu saja ada rasa jenuh. Belum lagi, berita-berita yang berseliweran baik di media sosial, situs berita daring, televisi, menyuguhkan betapa riuhnya kondisi yang sedang kita hadapi. Rasa geram mulai muncul. Alih-alih menyalahkan keadaan, mengapa tidak banyak orang yang bergerak mengambil aksi positif?

Menurutku, situasi pandemi ini berpengaruh banget ke mental seseorang dan kupikir di luar sana masih banyak orang-orang yang mampu berkontribusi sesuai kemampuannya untuk memberi solusi atas tantangan yang ada. Tapi… Jika setiap orang berpikir hal yang sama tanpa melakukan apapun, perubahan akan sulit terjadi. Inilah yang mendorongku untuk mencari-cari apa yang dapat aku lakukan. Singkat cerita, aku mendapatkan info kegiatan kerelawanan daring dari SociopreneurID.

Kudaftarkan diriku sebagai Youth Volunteer (relawan muda) dan mengambil peran sebagai storyline writer. Aku memang punya hobi menulis sejak sekolah dan aku ingin kemampuanku digunakan untuk berkontribusi, belajar, dan melatih diriku sendiri untuk lebih peka lagi terhadap tantangan yang ada di sekitarku. Sejauh ini, aku cukup enjoy mengerjakan bagianku, sebab aku mendapatkan kesempatan untuk berbagi cerita melalui tulisanku, di sisi lain terkadang aku juga suka deg-degan apakah karyaku sesuai harapan atau tidak.

Laras dan timnya dalam proses penetapan ide konten edukasi kegiatan kerelawanan Empathy Project Virtual 2021

Tapi, terlepas dari semua itu, bagaimana pun ups and downs yang akan aku hadapi, setidaknya pesan kebaikannya dapat tersampaikan. Sejauh ini, aku bisa saling bertukar pikiran dan pengetahuan dengan rekan timku. Timku sedang semangat-semangatnya. Kami ingin berkontribusi untuk mengubah pandangan dan tindakan orang-orang yang nantinya melihat hasil karya kami. Kegiatan ini juga menambah jejaringku, membuatku memahami perbedaan dari kemampuan setiap orang, dan saling toleransi terhadap perbedaan yang ada.

Harapanku, semoga semangat ini ‘nggak cuma berlangsung sesaat, terbatas hanya dalam program Empathy Project Virtual 2021 saja. Semoga niat baik ini akan terus menyebar hingga nanti-nanti dan membekali saya untuk menjadi lebih matang dalam memaknai hidup serta menjalani situasi apapun dengan positif.

Spread the Kindness