Youth Team: Siapa Saja Anak-Anak Muda di Balik SociopreneurID?

oleh: Rani Fatmawati (@ranifatmawati2) – Content Writer at Youth Team SociopreneurID

                “Indonesia tak tersusun dari bata peta, tapi gerak dan peran besar kaum muda.” -Najwa Shihab.

Menurut Dukcapil Kementerian Negeri, hampir 69% penduduk Indonesia masuk pada usia produktif pada tahun 2022 yang disebut era bonus demografi. Angka ini berdampak pada pembangunan Indonesia di tahun 2045. Yang berarti, jumlah usia produktif ini (15-64 tahun), terutama kalangan muda harus dipersiapkan. Keberhasilan pembangunan kaum muda saat ini akan memiliki dampak pada keberhasilan pembangunan di tahun 2045. Contoh pembangunan produktifitas kaum muda, ialah memberikan ruang bebas bagi mereka untuk mengembangkan kreatifitas mereka. Seperti yang dilakukan oleh Sociopreneur Indonesia membentuk youth team sebagai ruang bebas bagi kaum muda untuk berproses.

Saat ini, youth team SID terlibat mengurusi operasional dan aktivitas day to day di SID yang lingkup kerjanya dalam skala nasional. Youth Team terdiri dari delapan orang kaum muda yang terbagi menjadi beberapa divisi. Sedikit, ya? Namun, kualitas dan proses bisa diadu, kok! Mari berkenalan dengan mereka, yuk!

Personil youth team pertama, ada Safira Dyapramesti Ruhita, biasa dipanggil Deak. Saat ini, Deak berkuliah di DKV ITS semester 8 dan sedang menyelesaikan skripsinya. Di SID, peran Deak merupakan E-Magazine Designer merangkap Graphic Designer untuk media sosial. Dengan menjadi bagian dari SociopreneurID, Deak berharap bisa mendapatkan pengalaman bekerja secara langsung dari sebuah perusahaan dan mengembangkan relasi. Dulunya, Deak bergabung sebagai youth team karena kewajiban kampus untuk magang dan ia pun extend magang di SID sampai sekarang karena masih ingin berkembang bersama SID.

Yang kedua, ada Erni Yuliyanti dan merupakan salah satu mahasiswi semester akhir di Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Pertamina. Di samping menjalankan aktivitas sebagai youth team di SID, Erni juga aktif mengikuti kegiatan berorganisasi dan kerelawanan yang bergerak mendukung isu-isu inklusivitas sosial dan pembangunan anak muda. Sebagai salah satu youth team SID yang sudah bergabung selama kurang lebih 1 tahun, Erni memiliki spesialisasi sebagai researcher yang fokus untuk melakukan penelitian terhadap berbagai program yang dilaksanakan oleh SID. Salah satu program yang diteliti oleh Erni adalah kegiatan kerelawanan dalam program Expert and Youth Volunteering. Sebagai researcher, Erni harus memiliki keterampilan yang baik dalam pengumpulan data, interpretasi dan analisis, hingga pembuatan laporan hasil penelitian.

Tak kalah hebat dari Erni, ada Farah Susmita atau biasa dipanggil Farah. Ia berasal dari Surabaya dan saat ini berkuliah di UPN Veteran Jawa Timur jurusan Desain Komunikasi Visual. Di SID, Farah berperan sebagai video editor, yang bertugas untuk mengedit video kebutuhan konten. Farah bergabung di SID karena ia mendapat pengalaman dan belajar hal baru yang sebelumnya belum didapatkan di kampus.

Personil keempat adalah Muhammad Reza Saputra. Ia biasa dipanggil Reza dan merupakan seorang mahasiswa aktif di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Di SID, Reza berada di Tim Digital Marketing yang bertugas aktivasi media sosial SociopreneurID. Hal yang ingin Reza capai selama magang di SID adalah untuk menambah wawasan terkait lingkungan. Alasan Reza bergabung dalam Tim Digital Marketing adalah karena ia ingin mempunyai pengalaman dalam mengurus media sosial. Di tengah era digitalisasi seperti sekarang ini, Reza merasa skill mengurus media sosial akan sangat terpakai di dunia kerja nanti.

Tak hanya menjangkau anak muda di Indonesia, SID juga mempunyai youth team yang sedang berkuliah di luar negeri. Namanya adalah Jessica Wiane Alie. Di SID, Jessica berperan sebagai Research Intern dan saat ini sekaligus juga merupakan mahasiswi di University of York, Inggris. Hal yang ingin dicapai Jessica adalah meningkatkan kemampuan dalam menganalisis projek tertentu, terutama dalam hal soft skills, serta bisa memberikan kontribusi kembali pada SID. Alasan Jessica untuk bergabung di SID adalah karena memiliki visi yang sama dalam hal mengedukasi sesama. Sebagai pegiat pendidikan, kita memiliki kesempatan untuk menyebarkan ilmu dan memberikan kehidupan yang lebih baik pada orang lain.

Kemduian, ada juga yang menggeluti bidang content writing, yaitu Rani Fatmawati. Ia sudah menjadi intern di SID selama satu tahun lebih. Saat ini, Rani sudah lulus kuliah dari UIN Syarif Hidayatullah dan bekerja di sebuah LSM. Hal yang membuatnya tetap bertahan di SID adalah ia bisa berproses dan berdampak melalui tulisan. Sebagai seorang introvert, berinteraksi dengan banyak orang adalah hal yang sangat melelahkan. Namun, sebagai content writer, Rani bisa berelasi secara perseorangan tanpa memerlukan energi yang banyak sekaligus bisa menyampaikan insight baru pada pembaca tulisannya. Melalui SID juga, Rani menemukan ruang bebas dalam mengeksplor hal-hal baru.

Bulan Juli ini, Rani dibantu oleh Dominito Danand Jaya, youth team yang bergabung pada periode ini. Akrab dipanggil dengan Dom atau Dito, ia saat ini sedang menempuh pendidikan di program studi komunikasi, Universitas Katolik Atma Jaya BSD. Dito memiliki hobi yang sama dengan Jessica yaitu bermain musik. Keduanya piawai dalam memainkan instrumen piano. Dito bergabung dengan SID mulai dengan menjadi youth volunteer dalam program Expert and Youth Volunteering tahun lalu. Minat Dito untuk mengeksplorasi hal-hal baru tumbuh dengan keikutsertaannya dalam beberapa proyek SID setelah itu, hingga akhirnya Dito memutuskan untuk bergabung sebagai youth team pada periode ini dan akan bekerja sama dengan Rani untuk menggarap tulisan yang dapat diakses oleh public tentang kegiatan dan nilai-nilai yang dianut oleh SID.

Terakhir, adalah personal youth team termuda dan juga baru bergabung pada bulan Juli ini untuk menjalankan kampanye 7 Days of Kindness Challenge. Ia adalah Nadia Tjiptadjaja, seorang siswi kelas XI Sekolah Pelita Harapan di Tangerang. Nadia bergabung sebagai youth team di SID untuk mengisi waktu liburan sekolah. Sepanjang bulan Juli ini, Nadia akan menjadi co-creator kampanye 7 Days of Kindness Challenge dan akan bekerja sama dengan youth team lainnya untuk mendorong agar kampanye ini dapat berjalan secara masif.

Jadi, itulah kedelapan anggota youth team dengan latar belakang dan alasan berbeda untuk bergabung di Sociopreneur Indonesia. Kuantitas tidak menjamin sebuah kualitas. Walaupun hanya berenam, mereka dapat berdampak pada program pengembangan dari SID. Siapapun bisa asalkan memiliki kesadaran untuk bisa berproses. Di manapun tempatnya, yang terpenting adalah tujuan yang kita inginkan tercapai dan manfaat dapat kita rasakan sebagai individu yang terus berproses.

Spread the Kindness

No Comments

Post a Comment