Ekoliterasi Dimulai dari Diri

oleh: Rani Fatmawati (@ranifatmawati2) – Content Writer at Youth Team SociopreneurID

Halo, Sahabat SID! Siapa yang tidak mengenal Pandawara? Sekelompok pemuda yang kerap membagikan aksinya saat membersihkan sungai yang dipenuhi oleh sampah. Bahkan, aksinya tersebut sempat ter-notice oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, karena aksi mereka yang jarang sekali orang-orang saat ini lakukan.

Dalam video unggahan mereka di Tiktok, sungai-sungai yang awalnya dipadati oleh sampah sampai alirannya berhenti, akhirnya bisa mengalir seperti sedia kala. Sampah-sampah dari sungai pun terkumpul ke dalam jajaran trashbag dan akhirnya bisa dibuang ke tempat pembuangan sampah sebagaimana mestinya. Di beberapa podcast yang Pandawara sambangi, mereka menilai bahwa dengan kita berperilaku baik terhadap alam, maka alam pun akan membalasnya dengan baik pula.

Lalu, apa hubungan aksi Pandawara dengan ekoliterasi ini, ya? Sebagaimana pengertiannya, ekoliterasi merupakan bagaimana mengenalkan atau memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait pentingnya menjaga ekosistem lingkungan. Tidak selalu harus menggunakan ceramah, tetapi aksi yang dilakukan Pandawara bisa menjadi contoh bagi masyarakat bagaimana menjaga lingkungan sebagai mestinya.

Tidak hanya Pandawara saja. Nilai ekoliterasi sebenarnya sudah diterapkan di beberapa kebudayaan Indonesia, seperti nyepi dari kebudayaan Bali atau Leuweung Kolot dari Kebudayaan Baduy. Dari budaya nyepi, erat kaitannya dengan nilai-nilai ekoliterasi. Budaya nyepi memiliki nilai bahwa kesejahteraan dipengaruhi oleh alam, manusia, dan Tuhan.  Sementara itu, dari kebudayaan Baduy kita bisa belajar untuk bagaimana merawat lingkungan karena apa yang kita perbuat pada alam akan berbalik pada kita. Namun, pengaruh teknologi berdampak pada terbentuknya sifat individualis pada manusia. Mereka menjadi sering melakukan eksploitasi terhadap alam atau di tahap individu tidak lagi memedulikan terkait sampah.

Maka dari itu, perlunya pemahaman ekoliterasi penting bagi setiap orang untuk bisa menerapkan prinsip-prinsip peduli pada lingkungan. Karena kelestarian lingkungan merupakan tanggung jawab bagi setiap individu. Jadi, kita tidak harus menjadi kelompok Pandawara yang membersihkan sungai dari limbah. Melalui langkah kecil seperti menghemat listrik, mengurangi sampah plastik, membuang sampah pada tempatnya, dan aksi kecil lainnya bisa membantu dalam mengurangi dampak kerusakan lingkungan.

Mungkin memang tampak kecil bila dibandingkan aksi besar seperti Pandawara, tetapi bila setiap individu memiliki kesadaran ekoliterasi, maka akan tercipta masyarakat peduli terhadap lingkungan. Ketika lingkungan lestari dan terjaga, lingkungan pun akan ramah pada kita, seperti berkurangnya volume banjir karena tersumbatnya lahan penyerapan air atau tercemarnya sungai karena sampah atau limbah. Hal tersebut lebih baik daripada menjadi individu yang merusak lingkungan.

Spread the Kindness

No Comments

Post a Comment