oleh: Rani Fatmawati (@ranifatmawati2) – Content Writer at Youth Team SociopreneurID
Masker menjadi sebuah kebutuhan di masa pandemi. Perlu banyak pengeluaran untuk membeli masker apalagi bagi seseorang yang memiliki mobilitas tinggi di luar rumah. Maka dari itu, masker kain menjadi salah satu alternatif untuk menutupi kebutuhan tersebut.
Pembelian pertama mungkin memiliki harga yang lebih tinggi dari masker sekali pakai, tetapi penggunaannya yang bisa dipakai berulang kali merupakan nilai efisiensinya. Melihat hal tersebut, salah seorang wanita memanfaatkan kain perca untuk pembuatan masker kain.
Kain perca merupakan salah satu limbah yang masih menjadi permasalahan saat ini. Sulitnya terurai di alam, membuat limbah kain menumpuk. Namun, saat ini beberapa komunitas sudah mulai sadar pada hal tersebut dengan mulai memanfaatkannya.
Ibu Komara adalah salah seorang yang memanfaatkan limbah kain untuk menjadi masker kain. Dengan adanya mesin jahit di rumah dan kemahirannya dalam menjahit, dari beberapa lembar kain perca maka tercipta beberapa lembar masker kain. Limbah kain didapat dari tempat kerjanya yang merupakan sebuah rumah produksi garmen. Selain itu, beliau juga memanfaatkan pakaian bekas dari sanak saudara maupun tetangga.
“Ibu, belajar bikin maskernya dari mana?”
“Kebetulan pabrik produksi masker kain juga, jadi ibu bisa dari sana.”
Hasil dari daur ulang limbah kain tersebut yang merupakan masker kain kemudian dibagikan secara gratis. Selain dijadikan masker kain, dengan mesin jahit miliknya, Ibu Komara bisa memanfaatkan kembali pakaian bekas menjadi lebih layak pakai.
“Terus kenapa Ibu lebih memilih pakai kain bekas dari pabriknya?”
“Daripada dibuang?” Begitu ujarnya.
Jadi, itulah sekilas gambaran bagaimana limbah bisa menjadi sebuah hal yang bermanfaat. Bukan hanya bermanfaat bagi setiap orang yang menggunakannya, tetapi juga bagi lingkungan. Maka dari itu, sesuatu yang tidak bisa digunakan belum tentu akan tetap berujung menjadi sampah, tetapi bisa kembali bermanfaat di tangan yang tepat.
No Comments