7 Hari, 7 Kebaikan bersama Komunitas Anak Kampung Madur!

oleh: Donia Helena Samosir (@doniahelena) dan Rani Fatmawati (@ranifatmawati2) – Content Writer at Youth Team SociopreneurID

Kata orang, “ketika kita menanam padi, rumput mungkin ikut tumbuh. Namun, ketika kita menanam rumput, tidak mungkin padi ikut tumbuh.” Maksudnya, ketika kita menanam kebaikan, boleh jadi ada hal buruk yang mengiringi. Namun, ketika kita melakukan keburukan, tidak mungkin kebaikan akan muncul. Maka dari itu, sedari kecil, penting sekali mengenalkan kebaikan-kebaikan sederhana agar bisa menjadi kebiasaan ketika dewasa kelak. Melalui hal-hal kecil saja, kebaikan bisa dilakukan dan dibiasakan. Komunitas Anak Kampung Madur merupakan gambaran kecil bahwa kebaikan bisa dilakukan di mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Bahkan, oleh anak-anak yang masih menikmati masa bermainnya.

Komunitas Anak Kampung Madur terletak di daerah Ciparay, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Lokasinya yang jauh dari perkotaan membuat pembelajaran yang dilakukan anak-anak sekolah kurang terakses teknologi. Hal ini mengakibatkan adanya ketimpangan proses belajar antara anak-anak dari Kampung Madur dan anak-anak yang bersekolah di perkotaan. Namun, ketimpangan tersebut tidak membuat mereka untuk berhenti mengeksplorasi hal-hal baru yang positif.

Maka dari itu, Komunitas Anak Kampung Madur mencoba menjembatani ketimpangan tersebut agar anak-anak di sana bisa memiliki pengetahuan yang sama dengan anak-anak dari perkotaan. Salah satunya adalah dengan mengikuti kampanye 7 Days of Kindness Challenge, mereka dilibatkan untuk melakukan kebaikan secara konsisten selama 7 hari berturut-turut. Banyak cerita lucu dan menarik dari anak-anak kampung Madur yang umumnya masih berada di kelas 1-4 SD selama menjalani kampanye ini.

Yang pertama, ada Adel dan Fadillah. Walau bertubuh mungil, mereka tetap semangat membantu sang bunda dalam memandikan sang adik, mengepel lantai rumah, merapikan rak piring, memasak, hingga makan sendiri tanpa disuapi. Setiap harinya selama 7 hari tersebut, mereka melakukan kegiatan kebaikan yang berbeda-beda. Walau begitu, aktivitas mereka tetap berada dalam bimbingan orang tua.

Ada juga Angga. Sebagai anak laki-laki, Angga giat melakukan pekerjaan rumah, seperti mengelap jendela, mengepel lantai, mencuci piring, memberi makan ikan, memberi makan ternak, mengajak bermain sang adik, dan menyapu lantai rumah. Di sela kegiatan sekolah dan aktivitas bermainnya, Angga tetap menyempatkan waktu untuk membantu orang tuanya dalam kegiatan-kegiatan tersebut.

Ada lagi yang sama menariknya dengan mereka berdua, yakni Hafiz, Qya, serta Minsya dan Azhar. Hafiz misalnya, melakukan 7 Days of Kindness Challenge dengan membantu ibunya menyapu rumah, memberi makan burung, menggoreng telur, membersihkan kamar, belajar dengan rajin, berdoa, serta memakai sepatu sendiri. Aksi serupa juga dilakukan oleh Minsya dan Azhar. Keduanya membantu orang tua membersihkan rumah, membantu orang lain, mengajak adik bermain, mencuci piring, mengenakan pakaian sendiri, serta membereskan mainan. Sedangkan, Qya melakukan aksi kebaikan dengan membaca buku, merawat tanaman, membantu ibu memasak, merawat hewan peliharaan, mencuci sepatu, membereskan rumah, serta membersihkan kamar.

Hal-hal baik yang dilakukan oleh Adel, Fadillah, Angga, Hafiz, Qya, Minsya, dan Azhar adalah contoh nyata bahwa kebaikan adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Aktivitas yang dilakukan terdengar biasa saja dan sering dilakukan oleh banyak orang. Namun, kita lupa bahwa hal tersebut tetaplah “kebaikan”. Selain melakukannya dalam kehidupan sehari-hari, sudah seharusnya mengajak orang lain untuk berbuat kebaikan juga menjadi bagian dalam hidup kita. 7 Days of Kindness Challenge yang sejatinya merupakan kampanye untuk meningkatkan awareness dan mengajak lebih banyak orang untuk menjaga lingkungan, baik alam maupun kehidupan sosial.

Melalui 7 Days of Kindness Challenge, setiap partisipan akan membuat satu kebaikan dalam satu hari dan membagikannya di media sosial. Kebaikan yang berbeda dilakukan setiap hari selama 7 hari lamanya. Dengan membagikannya di media sosial, harapannya akan lebih banyak orang yang terlibat dengan aksi serupa. Jika dilakukan secara konsisten dan dalam jangka waktu yang panjang, SociopreneurID percaya bahwa kita bisa membangun kehidupan yang lebih baik.

Di tahun ini, SociopreneurID mengangkat tema Environmental Sustainability melalui kampanye 7 Days of Kindness Challenge. Environmental Sustainability sejatinya memfokuskan aksi pada tiga hal utama, yakni mencegah, memperbaiki, dan melindungi lingkungan. SociopreneurID percaya bahwa di tahun ini akan ada lebih dari 1000 aksi kebaikan, impresi, dan partisipasi dalam aksijaga lingkungan untuk kehidupan yang lebih baik, apakah kamu salah satunya?

Spread the Kindness

No Comments

Post a Comment