oleh: Niki Prastomo (@nikinikado / @saturdayscienceclass) – Science Communicator
Artikel ini ditulis dalam rangka UN World Science Day for Peace and Development tanggal 11 November 2021.
Berdasarkan dokumen The Future of Jobs Report 2020 dari World Economic Forum, lima skill teratas di tahun tahun 2025 yang diperlukan untuk dapat mengimbangi perubahan yang ada nantinya, adalah Analytical thinking and innovation, Active learning and learning strategies, Complex problem-solving, Critical thinking and analysis, Creativity, originality and initiative. Kelima skill inilah yang sekiranya harus dimiliki oleh seseorang agar tidak mengalami ketertinggalan. Skill atau keterampilan merupakan sesuatu yang dapat dipelajari, bukan sekedar bakat. Salah satu aspek penting yang diperlukan untuk mempelajari keterampilan-keterlampilan tersebut adalah rasa ingin tahu. Keingintahuan merupakan dorongan untuk mengeksplorasi dan mencari hal baru yang membantu kita tetap waspada dan mendapatkan pengetahuan tentang lingkungan kita yang terus berubah.
Meskipun Top Skill yang ada dalam dokumen tersebut ditujukan untuk tahun 2025, namun tidak ada salahnya untuk mengembangkan metode pembalajaran yang dapat mengasah, mengarahkan, dan melatih rasa ingin tahu untuk generasi yang lebih muda lagi, terutama untuk anak-anak, di saat sekarang ini. Diharapkan generasi penerus akan lebih siap dalam menghadai perubahan yang kita tidak tahu akan seperti apa lagi. Sebenarnya, anak-anak dilahirkan dengan keingintahuan alami dan motivasi intrinsik untuk mencari tahu tentang dunia di sekitar mereka. Mereka secara alami dikelilingi oleh segudang fenomena alam yang membangkitkan rasa ingin tahunya. Pertanyaan anak-anak berasal dari rasa keajaiban serta kegembiraan dan murni untuk tujuan mendapatkan kepuasan dari mengetahui dan bertanya. Dengan pemberian stimulasi yang tepat maka anak dengan mudah memahami dan memperoleh ilmu yang ia pelajari.
Banyak upaya yang bisa kita lakukan untuk memancing minat anak. Salah satu cara untuk menyentuh rasa minat dan pengalaman alami anak-anak adalah dengan melibatkan mereka dalam kegiatan mengamati, berfikir, dan aktif terlibat dengan konten sains. Penelitian menujukkan bahwa paparan konten ilmiah sejak dini memliki peran penting dalam mempengaruhi kompetensi, sikap, nilai-nilai, dan konsepsi terhadap sains. Dengan kebiasaan inilah maka kita dapat meminimalisir keengganan atau ketakutan anak-anak terhadap sains, sehingga nantinya anak akan memiliki pola pikir bahwa sains adalah hal yang menyenangkan, bukan menakutkan. Hal ini menjadi penting dikarenakan sains memiliki banyak peran dalam kehidupan kita.
Untuk menghormati peran sains, United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) merayakan World Science Day for Peace and Development atau Hari Sains Sedunia untuk Perdamaian dan Pembangunan setiap tahun sejak tahun 2001 yang jatuh pada setiap 10 November. Peringatan ini menyoroti peran penting sains di masyarakat, serta menyadarkan kita betapa penting dan relevansinya sains dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan menghubungkan sains lebih dekat dengan masyarakat, World Science Day for Peace and Developments memiliki tujuan untuk memastikan bahwa masyarakat dapat terus mendapat informasi tentang perkembangan sains. Peringatan ini juga menggaris bawahi peran yang dimainkan para ilmuwan dalam memperluas pemahaman kita tentang planet bumi sebagai tempat tinggal kita dan dalam membuat masyarakat kita lebih berkelanjutan. Salah satu bentuk usaha yang kami lakukan untuk mengambil peran dalam memaparkan konten-konten sains kepada anak-anak sebagai bentuk dukungan terhadap perhatian UNESCO untuk sains, telah dikembangkan program Saturday Science Class melalui media Instagram dan Youtube. Program ini dikonsepkan sebagai sarana sosialisasi sekaligus pengajaran mengenai pemahaman dari fenomena-fenomena alam sehari-hari yang dapat dilihat oleh anak-anak. Saturday Science Class berupaya membuat dan juga membagikan konten-konten pembelajaran untuk dapat digunakan kembali oleh para orang tua atau guru untuk menjelaskan dan menunjukkan sains kepada anak dengan lebih praktis dan mudah. Lebih lanjut lagi, diharapkan juga agar dapat difahami oleh banyak pihak bahwa sains dapat digambarkan menjadi sesuatu hal yang menyenangkan dan dapat dilakukan bersama, bahkan di lingkup rumah.
No Comments