Pen Pal for Peace: Jadi Sahabat Pena, Yuk!

Kapan terakhir kali Anda mendengar Sahabat Pena (Pen Pal)? Mungkin sudah lama sekali istilah ini tidak kita dengar, ya. Seiring meningkatnya produk komunikasi digital yang memangkas jarak dan waktu, mengirimkan surat jadi kurang diminati sebab harus menempuh perjalanan yang tidak instan. Bisa beberapa hari, minggu, bahkan bulan, tergantung lokasi. Sementara produk komunikasi digital memudahkan komunikasi dalam hitungan detik, menit, hingga jam saja.

Tentunya dibalik kemudahan tersebut, ada beberapa hal yang tetap tak dapat tergantikan oleh menuliskan surat secara manual. Sensasi menguraikan isi kepala menjadi rangkaian kata, merangkai kalimat per kalimat hingga menjadi paragraf secara manual memang lebih menantang. Belum lagi soal estetika, menjaga konsistensi tulisan tangan agar tidak banyak menghabiskan kertas dan menjaga konsistensi tulisan agar tetap mudah dibaca, hal-hal seperti ini tidak dapat ditemukan dalam komunikasi digital. Lagi pula, ada banyak studi yang mendukung aktivitas menulis sebagai salah satu kebiasaan baik yang dapat dilakukan setiap harinya. Salah satu manfaat yang paling banyak dibahas adalah aktivitas menulis dapat mengontrol stres dan emosi. Singkatnya, menuangkan isi hati atau perasaan dalam sebuah tulisan dapat meningkatkan kesejahteraan diri.

Tahun 2018, Cambridge University Press menerbitkan sebuah penelitian yang melibatkan sekelompok orang untuk menulis secara ekspresif selama 15-20 menit setiap hari. Ternyata, tak semua partisipan mampu mengekspresikan perasaannya melalui tulisan, sehingga penelitian tersebut menemukan bahwa orang-orang yang cenderung lebih ekspresif dalam menuliskan perasaannya memiliki tingkat kesehatan fisik dan mental yang lebih baik ketimbang orang-orang yang menuliskan hal-hal netral.

Sejumlah studi lainnya juga membuktikan korelasi antara kebiasaan menulis atau melakukan journaling menimbulkan perasaan lega yang berdampak pada wellness seseorang. Selain itu, bukankah dengan upaya yang lebih, bertukar pikiran melalui surat dapat membangun koneksi yang lebih mendalam terhadap sesama? Inilah yang ingin kami telusuri lebih lanjut melalui Pen Pal for Peace.

Program ini kami inisiasi sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan wellness yang ditujukan kepada pelajar dari jenjang SD hingga SMA. Di tengah maraknya penggunaan gawai, mereka dapat mengenal alternatif aktivitas yang membantu mereka mengekspresikan diri secara positif. Melalui Pen Pal for Peace, kami mengajak anak-anak untuk menuliskan surat yang mendorong mereka untuk melihat titik terang di balik situasi yang dialami saat ini. Program ini kami luncurkan bersamaan dengan program perdamaian yang tengah diusung oleh partner kami, Yuvsatta (Youth for Peace) pekan lalu.

Sebagai permulaan, kami membuka keterlibatan bagi anak-anak di Indonesia dan India untuk saling mengirimkan surat yang berisi pesan perdamaian, cerita-cerita kebaikan yang menginspirasi satu sama lainyang dapat mereka berikan pada sahabat pena mereka. Dalam hitungan hari, kami telah menerima 40 surat yang berasal dari sekolah dan komunitas di Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan juga Malaysia. Periode pengumpulan surat masih kami buka hingga akhir bulan September 2021.

Seluruh surat yang telah dikumpulkan akan dikirimkan kepada sekolah-sekolah yang ada di Chandigarh, India. Harapan kami melalui Pen Pal for Peace akan tercipta jejaring pertemanan yang luas bagi anak-anak sejak dini. Menumbuhkan sense of belonging bahwa mereka adalah bagian dari masyarakat dunia. Membuka hati dan pikiran mereka untuk menghargai perbedaan, berwawasan luas, dan tentunya melatih empati serta kepekaan sosial mereka terhadap situasi dunia.

Selain itu, kami selalu percaya persahabatan merupakan awal dari sebuah perdamaian. Jika Anda tertarik untuk menjadi Pen Pals atau ingin mengajak anak, adik, kemenakan, saudara Anda dalam program ini, silakan meneruskan formulir berikut ini.

Spread the Kindness