Empathy Week 2021: Tentang AHAI Challenge Show

Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata “wellness”?

Sejak Empathy Project 2021: #StoryOfWellness kami jalankan pada bulan Juli lalu, ada banyak persepsi tentang kata “wellness” yang kami temukan di sekitar kami. Ada yang fokus pada kesehatan fisik saja, ada yang mengangkat isu kesehatan mental, ada juga aspek finansial, aspek spiritualisme, hingga cerminannya dalam kehidupan seperti upaya dalam berbuat baik, mencapai kesejahteraan, dan lain-lain.

Dari sekian banyak aspek yang keseluruhannya merupakan komponen dari wellness, kami sepakat untuk menggambarkan wellness sebagai sebuah situasi keseimbangan. Harmonis, seimbang, selaras seluruh aspek kehidupannya. Mencapai wellness tidak bisa dilakukan satu kali, melainkan membutuhkan konsistensi dan usaha yang berulang kali agar wellness bisa terwujud. Wellness juga berarti kesiapan diri untuk menghadapi situasi di luar ekspektasi dan perencanaan kita dengan kepala dingin dan emosi yang stabil.

Menilik kembali target yang ingin kami capai dari menggaungkan keseimbangan ini adalah terciptanya ekosistem yang saling mendukung, harmonis, serta mampu menjalankan peran dan fungsi masing-masing di masyarakat. Oleh karena itu, upaya ini bisa dilakukan dari level paling muda (anak-anak) hingga orang dewasa.

Namun, pada praktiknya kami menyadari, pengertian seperti ini tentu akan sulit untuk dipahami oleh anak-anak tanpa adanya contoh konkrit yang dapat mereka lihat dan terapkan. Apa yang dapat dilakuan oleh orang dewasa untuk memberikan pengenalan pada anak-anak tentang situasi yang harus mampu ia hadapi ketika ia besar kelak? Di sinilah kami mengidentifikasi besarnya peran edukasi untuk dapat memberikan pemahaman dan menyiapkan anak-anak untuk menghadapi situasi apapun di masa yang akan datang.

Sejak tahun 2013, kami memiliki program untuk melatih kreativitas dan inovasi anak melalui Anak Hebat Anak Indonesia (AHAI). Kegiatannya kami kemas dengan sederhana dan mengasyikkan. Anak-anak belajar mengenal dirinya, menuliskan impiannya, mencoba hal baru dan tidak takut dengan konsekuensi keputusan yang dipilihnya, dan diajak untuk menciptakan sesuatu sesuai dengan kreativitasnya. Pembelajaran dikemas dengan permainan-permainan yang kami sesuaikan dengan latar belakang siswa dan daerah pelaksanaan. Ada permainan menggambar dengan cat, tapi harus menggunakan jari mereka, ada permainan menempelkan impian mereka ke dinding, ada juga permainan membuat makanan sesuai dengan kreativitas mereka. Tak lupa di akhir acara, anak-anak diajak untuk berbenah, membersihkan ruangan kegiatan dan berbagi apa yang sudah mereka dapatkan hari itu kepada teman-teman yang lain.

Tahun ini, pelaksanaan AHAI kami kembangkan menjadi berbagai variasi, mulai dari video DIY yang bisa diakses secara gratis oleh publik, pelaksanaan AHAI Online di beberapa sekolah, acara ngabuburit bersama anak-anak yang tayang tiap minggu selama bulan puasa, hingga pengembangan series video “Ingin Tahu” yang kini sudah tayang 4 episode di YouTube. Seluruhnya ditujukan dan dikembangkan agar anak-anak dapat menemukan media belajar baru dan mengasyikkan, sehingga mereka tidak merasa seperti sedang belajar.

Namun, tantangan selanjutnya yang kami temukan adalah pasal kejenuhan yang anak-anak hadapi selama proses pembelajaran daring. Terkadang video saja belum mampu memenuhi kepuasan anak-anak untuk mengeksplorasi lebih dalam. Kejenuhan dan ketidak puasan ini berkontribusi untuk menurunkan faktor wellness anak. Dimulai dari awal tahun 2021, kami terlibat dalam program capacity building yang ditujukan untuk guru-guru dari berbagai sekolah interfaith di Padang. Program ini merupakan kerja sama antara GIZ Jerman dengan SDGs Center Universitas Andalas, Padang.

Selama mengikuti program ini, salah satu faktor penyumbang kejenuhan yang paling besar bagi anak-anak adalah variasi dan metode penyampaian materi yang dilakukan oleh guru. Tentu saja dalam hal ini berlaku “old ways could not solve new challenges.” Guru-guru harus mampu berkreasi dan memberikan metode pengajaran yang variative dan memantik element of surprise agar anak-anak antusias mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung.

Beberapa sekolah sudah mulai bisa menyikapinya, beberapa yang lain masih membutuhkan referensi dalam pelaksanaannya. Kami percaya daerah lain di Indonesia juga mengalaminya. Maka dari itu, kami kembali mengembangkan pelaksanaan AHAI dalam variasi baru yaitu, AHAI Challenge Show. Kali ini, anak-anak tidak hanya belajar dan bereksperimen lewat perpaduan permainan sains, matematika, dan seni, namun akan belajar melalui dongeng dan akan disuguhi hiburan-hiburan menarik lainnya.

AHAI Challenge Show akan menjadi rangkaian dari program Empathy Week, puncak acara Empathy Project 2021 minggu depan, tanggal 4 September 2021. Tema yang diangkat adalah I AM SMART (Science, Math, and Art) dengan harapan anak-anak dapat menemukan cara baru untuk belajar dan guru-guru dapat bersinergi untuk menghadirkan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang menyenangkan untuk diikuti oleh anak-anak, tanpa paksaan. Tentunya, tanpa keterpaksaan dan adanya semangat yang tinggi, wellness pada anak dapat perlahan terwujud.

Tertarik untuk mengikuti AHAI Challenge Show? Anda dapat mendaftarkan diri Anda melalui s.id/puncakEP2021.

Spread the Kindness