Sebuah Persembahan untuk Yolanda

Bagi sebagian besar jejaring dan mitra kami, nama Yolanda tentu sudah tidak asing lagi terdengar. Kiprahnya bersama kami sudah dimulai sejak awal Sociopreneur Indonesia berdiri. Sebagai salah satu orang yang lama berada di SociopreneurID, Yolanda lah yang awalnya membesarkan program-program edukasi untuk anak dan program kerelawanan di SociopreneurID. Kini perjuangan Yolanda telah selesai. Selamat jalan, sahabat. Beristirahatlah dengan tenang, biar kami yang melanjutkan semangat dan dedikasimu.

Tim operasional SociopreneurID memang tidak pernah lebih dari tujuh orang. Kami pun sudah saling mengenal satu sama lain sejak bangku kuliah. Bagi Anda yang belum mengetahui sejarah singkat SociopreneurID, kami sebenarnya sudah saling mengenal sejak tahun 2013 melalui sebuah klub mahasiswa di kampus. Klub ini kemudian dikembangkan menjadi social enterprise yang secara legal berdiri pada tahun 2018.

Saat itu, rata-rata dari kami telah menyelesaikan studi memutuskan untuk bergabung bersama SociopreneurID. Perjalanan kami pun dimulai, berkiprah bersama membesarkan perusahaan ini. Selama tiga tahun ini ada banyak cerita dan tantangan yang kami lalui. Baik itu di kantor, di lapangan, bersama anak-anak, bersama relawan, bersama mitra, setiap momen punya cerita dan kenangan. Terlebih lagi bersama Yolanda, sebagai salah seorang yang paling lama berada di SociopreneurID, banyak sekali hal yang kami pelajari dari Yolanda semasa hidupnya.

Di tahun awal, Yolanda masih sama seperti pribadi yang kami kenal di kampus: tidak banyak berbicara dan pemalu. Memasuki tahun kedua bekerja, kami mulai melihat sisi lain Yolanda yang ternyata sungguh riang. Salah satu hal yang paling kami ingat dan sukai adalah ketika ia tertawa. Sungguh, tawanya menular dan mampu membuat orang lain ikut tertawa juga, meski pun kami tidak tahu apa yang ia tertawakan.

Ketika bekerja, ia mampu mengemban tanggung jawab dengan baik. Ia cakap dalam hal administrasi dan mengurus perintilan-perintilan yang sekilas mustahil untuk dapat diingat. Namun, Yolanda bisa mengerjakannya. Ketika kami hendak turun ke daerah-daerah, seluruh urusan perlengkapan dan perintilan yang harus dibawa sudah ditangani oleh Yolanda. Ia begitu jeli memerhatikan kebutuhan kami. Di dalam perjalanan, Yolanda sudah seperti orang tua kami. Kalau kelaparan, Yolanda dengan sigap mengeluarkan kantong atau tas berisi makanan ringan yang dapat kami makan bersama. Kalau kami penat, Yolanda mengeluarkan kartu atau permainan sederhana lainnya yang dapat dimainkan bersama.

Ia juga kami kenal sebagai pecinta hewan. Terkadang ia bisa tertawa terbahak-bahak ketika menonton video-video hewan yang ia temukan di media sosialnya. Ia juga gemar membawa makanan kucing ke mana pun ia pergi untuk memberi makan kucing-kucing liar yang ia temui di jalan.

Di kantor, sosok Yolanda terkenal patuh dan cukup kaku dalam mengurus pekerjaannya. Kaku dalam artian begitu prosedural dan mendetil. Namun, ada kalanya juga Yolanda “melonggarkan” fase bekerjanya. Ketika ia melakukannya, pasti ada cerita lucu yang terjadi setelahnya. Misal, saat kami melaksanakan Empathy Project perdana di Desa Sembulang, Batam. Yolanda saat itu kebagian mengurus acara Three-S Dialogue di Batam. Perjalanan dari Desa Sembulang ke Batam kala itu hanya bisa ditempuh menggunakan bus, karena kami tidak menyewa kendaraan pribadi. Bus ada di jam-jam tertentu saja, jika terlambat harus menunggu lagi di jadwal berikutnya. Yolanda saat itu rela ditinggal bus demi mencicipi kepiting untuk makan siang kami yang dimasak oleh Ibu Silvi, “ibu angkat” kami selama di Desa Sembulang.

Tentu saja, hal ini memberikan pandangan baru kepada kami tentang Yolanda, ternyata dalam bekerja ia tidak se-kaku yang kami bayangkan. Keputusan Yolanda saat itu membuat kami tertawa terpingkal-pingkal, hingga kami lupa hawa panas khas daerah tepi pantai dari Desa Sembulang.

Ada banyak malam tanpa tidur yang kami lalui bersama. Teringat masa-masa menyiapkan Empathy Project Tangerang Selatan 2019, di saat kami hanya tidur di ruang panitia beralaskan terpal dan berbantalkan bungkusan baju-baju panitia dan relawan. Di Empathy Project Karangpandan 2019, kami harus bergantian mengepel lantai ruangan yang bocor kemasukan hujan ketika peserta BYTe sedang mendengarkan materi. Belum lagi bergantian menghidupkan pompa air yang letaknya di sudut rumah yang gelap agar peserta BYTe dapat mandi keesokan paginya. Di Empathy Project Boyolali 2019, kami dan beberapa relawan menginap di sebuah rumah yang menyimpan tumpukan tembakau, sehingga baunya menempel untuk beberapa hari di setiap baju yang kami bawa ke Boyolali.

Seluruh kenangan dan momen ini kami lalui bersama Yolanda. Masih banyak cerita-cerita yang kami lalui bersama. Selama bersama Yolanda, kami melihat semangat dan dedikasinya dalam bekerja. Terlebih ketika seluruh program harus kami pindahkan secara virtual. Yolanda yang saat itu menjadi PIC dari program Expert dan Youth Volunteering 2020 harus berhadapan dengan teman-teman relawan muda dan profesional secara virtual. Ternyata, energi dan ekspresinya begitu kuat terpancar, membuat teman-teman relawan mengenangnya sebagai pribadi yang ceria dan penuh tanggung jawab. Yolanda menjadi kakak fasilitator dan PIC yang murah senyum, suka tertawa, dan perhatian kepada tim relawannya. Inilah kenangan terakhir kami menjalankan Empathy Project bersama-sama dengan Yolanda.

Yolanda berpulang saat Empathy Project Virtual 2021 tengah berlangsung. Di saat kami menggaungkan tentang wellness, kali ini justru wellness kami yang sedang diuji. Memang masih terasa tidak nyata, namun kami percaya inilah yang terbaik untuk Yolanda. Ia telah berjuang melawan sakitnya sampai akhir hayatnya.

Tidak mudah bagi kami untuk merangkai tulisan ini tanpa mengenang dan mengingat-ingat kembali apa yang telah kami lalui bersama Yolanda, namun, kami ingin menyebarkan semangat dan perjuangan Yolanda semasa hidupnya. Mudah-mudahan apa yang diperjuangkannya selama ini melalui SociopreneurID telah menyentuh hati dan menginspirasi banyak orang ke arah yang positif.

Teruntuk Yolanda, tulisan ini untukmu, Yo… Selamat beristirahat, sampai kita bertemu lagi.

Spread the Kindness