Sore hari, tanggal 28 Juni lalu, kami menerima kabar bahwa salah satu kolega dekat dan juga Expert Volunteer dari Empathy Project Virtual 2020 telah berpulang. Beliau bernama Pak Syam, seorang sosok yang tegas, cerdas, dan humoris ini sempat mengidap Covid-19 sebelum ia berpulang.
Selaku PIC dari kelompok Pak Syam tahun lalu, tentunya saya cukup terpukul dengan kepergian beliau. Selama tiga bulan periode volunteering, banyak hal baru yang saya pelajari dari Pak Syam walau lewat jarak jauh. Berita duka ini membuat saya flashback. Masing ingat betapa deg-degan-nya dulu ketika menelpon Pak Syam untuk menawarkan partisipasinya dalam program kerelawanan daring ini. Beliau menyambut hangat tawaran saya dan kemudian bergabung bersama lima orang teman-teman relawan muda yang luar biasa di tim 4 batch 1.
Melalui expertise beliau dalam bidang Kesehatan Digital (video bisa diakses di sini), beliau bersemangat untuk membuat lebih dari satu video, “Dhea, saya boleh buat dua sampai tiga video, tidak? Tim semangat, nih!” begitu isi WhatsApp Pak Syam ke saya.
“Dengan senang hati, Pak! Disesuaikan saja dengan teman-teman relawan,” jawab saya.
Alhasil, melalui koordinasi yang saat itu berlangsung intens, belum lagi karena sudah dikejar deadline pengumpulan video, tim 4 berhasil membuat dua video dari Pak Syam. Di video tersebut, beliau memanggil dirinya “Abah.” Saya pun ‘ngguyon, “Pak, kalau dipanggil Abah, apa nggak ketuaan? Hahaha”
“Memang sudah tua, Dhea.. Kan yang nonton anak-anak, hahaha..” balas Pak Syam. Berkat pembawaannya yang memang keabahan, teman-teman SociopreneurID pun akhirnya ikut memanggil beliau Abah.
Begitu besar dedikasi Abah pada program Empathy Project Virtual tahun lalu. Abah memang hanya ikut 1 batch, namun acara apa pun yang masih berkaitan dengan program Expert dan Youth Volunteering, beliau sempatkan untuk hadir. Jika bentrok dengan jadwalnya, beliau selalu menginformasikannya kepada saya.
Abah selalu menyempatkan bersilaturahim dengan kami, beliau sempatkan untuk berkontribusi semaksimal mungkin, menyempatkan untuk memberi support, menyempatkan hadir, menyempatkan memberi kabar, dan menyempatkan untuk mengirim pesan afirmasi secara berkala, walau hanya satu kalimat, hingga akhir hayatnya. Begitu setidaknya interaksi yang saya rasakan dengan Abah Syam.
Tahun ini, saya kembali berkesempatan menjadi PIC Empathy Project Virtual 2021. Saya kembali bertemu dengan Expert Volunteers dan Youth Volunteers yang datang dari beragam latar belakang dan daerah. Kembali saya rasakan sosok Abah hadir di antara relawan-relawan yang terjaring dalam program ini. Relawan-relawan yang menyempatkan diri untuk berkontribusi, yang nyempetke (baca juga: https://sidlab.id/2021/06/25/nyempetke-dan-wellness/) untuk memberi tanpa mengharapkan kembali. Harapan saya, perjuangan seperti Abah akan terus ada, walau tidak dalam program ini, tapi dalam diri setiap teman-teman relawan yang bergabung. Kapan pun dan di mana pun.
Terima kasih, Abah Syam.